June 16, 2008

Allah itu Maha Adil (Part 2)

Assalamualaikum wbt
Jazakillahu khairan kathira buat adik dentistsupermuslim kerana sudi membenarkan artikelnya di'copy paste' dalam blog ini.

Sebelum ini, ana kurang berpuas hati dengan jawapan yang disediakan bagi menjawab persoalan di shoutbox 'sekiranya Allah itu Maha Adil, maka mengapa diciptakan kaum kafir?" Ana harap artikel ini dapat membantu untuk mengukuhkan serta memberi sedikit pencerahan kepada sahabat ana iut.

Moga sahabat yang bertanya sentiasa di bawah kasih sayang Allah

Sumber asal : Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?

Assalamualaikum wbkth..

baru-baru ni aku diberi tugas untuk membahas persoalan ini untuk subjek Filsafat Moral/Ilmu. Dosennya seorang yang beragama Kristen, tetapi agak liberal. Haha..maksud aku, walaupun dia Kristen, dia percaya pada Tuhan Yang Maha Esa (fitrah la kan), aku tak tanya lah pulak adakah dia percaya pada konsep Trinity dsbg, soalnya Kristen pun ada banyak cabangnya jugak spt Orthodox dsbg. Sebenarnya, bagi orang-orang beriman, org2 mukmin, konsepnya, "we hear and we obey"..Tak perlulah kita fikirkan secara mendalam tentang persoalan seperti persoalan di atas, dah Allah suruh buat baik, so, kita cari yang baik je lah untuk diamalkan dan tinggalkan apa yang dilarang, tu tugas kita yang utama sebagai khalifah dan hamba atas muka bumi ni. Tapi, memandangkan pak dosen aku ni org nya agak "philosophy" dan kebetulan subjek yang diajar ni subjek Falasafah, so, layan je la untuk memenuhi SKS. Ni hasil kerja aku, aku harap kalau aku ada buat apa-apa kesalahan,kurang jelas, kurang kukuh, kurang mantap mohon dibetulin ya ~ memang serba kekurangan sbb aku baru buat benda ni last minute, pagi tadi, ilmu pun tak cukup lagi, dan kalau ada apa2 nak tambah pun boleh tapi kena ada dalil yang sahih. Rujukan aku, of course Al-Quran, dan artikel UHF tentang "Tuhan Islam Kejam?? (bhg 2) dan artikel Asma wa Sifat dari blog Aqeedah bro Nawawi, dan selain tu, dari situs http://www.islamtomorrow.com/ dan juga JIL(Jaringan Islam Liberal). Ups, jgn salah paham, aku nak tengok apa yang rasionalis mereka cakap tentang Allah berlandaskan dan compare kan dgn manhaj ASWJ....di bawah ini adalah pembahasan aku:-

Kejahatan berarti tindakan yang sangat keji, yang biasanya dilaksanakan atas kepentingan tertentu, atas dasar kriminal dan kekerasan di antara manusia, serta menimbulkan efek negatif seperti kesengsaraan kepada manusia lain. Contoh kejahatan adalah kebencian, ketidakadilan, pembunuhan, dan perlanggaran hak-hak asasi manusia lainnya dan bencana.Persoalannya, apakah kejahatan-kejahatan ini diciptakan Tuhan? Bagi membahas hal ini (persoalan tentang sifat-sifat Allah), saya harus menggunakan dalil-dalil dari sumber Al-Quran dan hadis-hadis shahih, tidak mungkin saya menggunakan akal fikiran yang terbatas karena persoalan ini melibatkan sifat-sifat Allah, pencipta Yang Maha Esa.

Di dalam Al Quran, jelas, Allah berfirman:
Barangsiapa menghendaki kemuliaan, maka ketahuilah kemuliaan itu semuanya milik Allah (Fathir 35: 10)

Allah memiliki nama-nama yang baik dan mulia (Asma’ ul Husna), nama-nama yang mulia ini bukanlah sekadar nama kosong yang tidak mengandungi makna dan sifat, justeru ia adalah nama-nama yang menunjukkan kepada makna yang mulia dan sifat yang agung (misalnya, maha suci, maha penyayang, maha adil). Kita mengetahui bahawa apa yang Allah sifatkan untuk Diri-Nya adalah haq (benar), tidak mengandungi teka-teki dan tidak untuk dibongkar. Tidak ada satu pun yang menyamai-Nya, juga tidak dalam perbuatan-Nya.Mengenai kebaikan dan kejahatan, pada dasarnya Tuhan telah menggariskan dengan jelas. Tergantung kepada manusia itu sendiri. Apakah mau ke jalan kebaikan ataukah ke jalan kejahatan. Sebenarnya kita diberikan dua opsi, pertama jalan kebaikan, yaitu jalan yang Tuhan ridhai, kedua jalan kejahatan yaitu jalannya Iblis dan syetan, yang tidak ingin manusia pada jalan kebaikan.Firman Allah SWT dalam Surah Asy Syams (91: 8-10)“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”.

Firman Allah, dalam surah Al-Balad (90:10 dan 11):-
”Dan kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar?”

Dalam surah Az-Zumar 39:18 – “(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang2 yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah yang diberi akal yang sehat.” Ayat ini menyatakan orang yang diberi hidayah adalah orang yang mendengar hujah dan selepas itu membuat pilihan yang benar berdasarkan keyakinannya pada kebenaran.

Al-’Araf 7:12 – Allah berfirman, ”Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu? Iblis menjawab, ”aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”Al-‘Araf, 7:13-

Allah berfirman, ”maka turunlah kamu darinya (syurga); kerana kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.”Al-Kahfi 18:50 – ”dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ”sujudlah kamu kepada Adam!” maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka, dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah iblis itu sebagai pengganti Allah bagi orang yang zalim. ”Al-’Araf, 7:27 : ”Wahai anak cucu Adam! Janganlah kamu sampai tertipu oleh setan sebagaimana sebagaimana halnya setan telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga....................Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”Al-’Araf, 7:28 ”Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata ”kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian dan Allah menyuruh kami melakukannya”, katakanlah, Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh berbuat keji. Mengapa kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

Antara sifat Allah ialah iradah (berkehendak).
”Sesungguhnya keadaan kekuasaannya apabila ia menghendaki adanya sesuatu, maka Dia hanyalah berkata: " Jadilah!". maka terjadilah ia.” (Yasin 36: 82)

Iradah kauniyah tidak mengharuskan mahabbah (cinta Allah). Terkadang Allah menghendaki terjadinya sesuatu yang tidak Dia cintai, tetapi dari hal tersebut akan lahir sesuatu yang dicintai Allah. Seperti penciptaan Iblis dan segala yang jahat lainnya untuk tujuan ujian dan cubaan. Firman Allah SWT, Maka sesiapa Yang Allah kehendaki untuk memberi hidayah petunjuk kepadanya nescaya ia melapangkan dadanya (membuka hatinya) untuk menerima Islam; dan sesiapa Yang Allah kehendaki untuk menyesatkannya, nescaya ia menjadikan dadanya sesak sempit sesempit-sempitnya, seolah-olah ia sedang mendaki naik ke langit (dengan susah payahnya). Demikianlah Allah menimpakan azab kepada orang-orang Yang tidak beriman. (al-An’am 6: 125)

Harus diingat, meskipun Allah SWT telah menciptakan nafsu dan iblis sebagai yang merupakan unsur kejahatan, tetapi Allah telah mengingatkan kita agar mengikuti kebaikan dan meninggalkan kejahatan, seperti firmanNya yang bermaksud:”Dan berbuat baiklah, kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berbuat baik. ”(al-Baqarah: 195)” Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang bertaubat, dan mengasihi orang-orang yang sentiasa mensucikan diri.” (al-Baqarah 2: 222)”Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.” (al-Baqarah 2: 195)Allah berfirman lagi dalam surah Al-Insan, 76: 3, ”Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.”Dalam Surah al-Baqarah, 2:89, Allah berfirman: ”dan setelah sampai kepada mereka kitab Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka (tauhid yang diajarkan taurat),..........ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.”Suatu perkara yang Allah kehendaki ianya terjadi (baik maupun jelek) tidaklah berarti Allah meredhainya namun Allah tetap mengizinkannya kerana sesuatu sebab atau hikmah yang ingin dicapai di sebalik sesuatu yang terjadi atau tercipta, firmanNya:

Dan katakanlah: “Kebenaran itu ialah yang datang dari Tuhan kamu, maka sesiapa yang mahu beriman, hendaklah dia beriman; dan sesiapa yang mahu kufur ingkar, biarlah dia mengingkarinya.” [al-Kahf 18:29]

Allah memiliki sifat qudrah, kuasa untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya, sebagaimana Dia juga menafikan dari Diri-Nya sifat ‘ajz (lemah) dan lughub (letih).”(sudah tetap) Bahawa kekuasaan Allah tidak dapat dilemahkan atau dihalangi oleh sesuatupun sama ada di langit atau di bumi; Sesungguhnya ia adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa.” (Fathir 35: 44)

”Katakanlah: "Dia lah Yang berkuasa menghantar kepada kamu azab seksa (bala bencana), dari sebelah atas kamu, atau dari bawah kaki kamu,” (al-An’am 6: 65)

”Allah jualah Yang Menguasai alam langit dan bumi serta segala yang ada padanya; dan Dia lah jua yang Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (al-Ma’idah 5: 120)

Jika sesorang mengetahui bahawa Allah adalah Hakim yang Maha Adil, tidak menyukai kezaliman, kecurangan, dosa, dan permusuhan; dan Dia Maha Membalas dendam terhadap orang-orang yang zalim atau orang-orang yang melampaui batas atau orang-orang yang berbuat kerusakan, maka ia pasti akan menahan diri dari kezaliman, dosa, kerosakan, dan khianat. Dan dia akan berbuat adil atau optimis sekali pun terhadap dirinya sendiri, juga akan bergaul dengan teman-temannya dengan akhlak yang baik. Dan masih banyak lagi pengaruh terpuji lainnya kesan mengetahui nama-nama Allah dan beriman kepada-Nya.

Demikianlah, Allah memperkenalkan Diri-Nya dengan nama-nama itu agar hamba-Nya mengenal-Nya dan memohon kepada-Nya sesuai dengan isi kandungannya dan juga agar sentiasa berbuat baik kepada sesama hamba-Nya yang lain. Allah berfirman lagi,”Katakanlah (Wahai Muhammad): "Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (Ali Imran 3: 31)

Intinya, Tuhan menciptakan iblis dan segala sesuatu yang wujud dan terjadi atas dunia ini, tapi Tuhan bukanlah kejahatan, sebaliknya Dia memberikan kita pilihan untuk memilih yang baik dan yang buruk, Dia telah menjadikan manusia itu berakal untuk berpikir dan membedakan antara yang baik dan buruk, namun akal manusia itu masih terbatas, tidak sampai pengetahuan tentang alam ghaib dan sebagainya sehingga terkadang timbul salahtafsir terhadap sesuatu, termasuklah salah mengerti tentang tuhannya. Lalu, Allah menurunkan petunjuk dan peringatan kepada manusia berupa Al-Quran dan model terbaik, yaitu Nabi Muhammad SAW. Nah, manusia yang berakal dan berkemampuan seharusnya berusaha mencari dan mengkaji petunjuk-petunjuk ini, unsur kejahatan yang dicipta itu seperti bala bencana dan sebagainya hanyalah sebagai ujian Allah kepada umatnya di atas muka bumi ini yang mengandung pelbagai tujuan, antaranya ialah bertujuan menambahkan rasa cinta dan dekat kita kepada Khaliq (pencipta), dan sebagai syarat memperoleh syurga. firman Allah SWT:“Dialah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang paling baik perbuatannya” (al-Mulk/67:2).

“Dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dan lebih kekal” (QS al-A`la/ 87:17).

“Dan tidaklah kehidupan dunia ini kecuali hanya senda gurau dan permainan” (QS Muhammad / 47:36).

”Apakah orang-orang itu menyangka bahwa mereka akan dibiarkan saja berkata: ’Kami beriman’ padahal mereka belum diuji?” (al-`Ankabut, 29:2)

“Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sesuatu yang berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Namun sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah / 2:155)

Rasulullah SAW bersabda: "Tak ada satu musibah pun yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah dengan itu akan menghapus dosa dan kesalahannya, walaupun hanya sepotong duri yang menusuknya". (HR Bukhari dan Muslim).

Selain itu, kejahatan-kejahatan, bala bencana, dan kerusakan yang terjadi memiliki tujuan lain yaitu sebagai bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, sebagai meningkatkan jati diri, pengukur tahap keimanan, sebagai peringatan kepada yang leka, sebagai balasan kepada orang shalih yang tidak melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar, menguji sikap orang yang terlepas daripada musibah, bala’ dan fitnah. Andai semua yang tercipta di dunia berupa perkara kebaikan, untuk apa dunia diciptakan? Analoginya, ujian-ujian semester yang kita ikuti itu juga mempunyai pilihan yang salah dan tepat, tinggal memilih aja yang benar (berasaskan ilmu dan usaha), terus kita akan berjaya.

Farhani binti Md Azizan
Kelas A2007-11-1525
Juni 2008

No comments: